Thursday, September 22, 2016

Cerita Singapura dan Indonesia di Jepang, Dalam Bingkai Bunga Melati

 

20160413_223307

Singapura dan Indonesia, secara geografis dua negara ini bersebelahan/ bertetanggaan. Bisa dikatakan iklimpun sama, yaitu beriklim tropis. Maka tidaklah heran bila kita dapat menjumpai tumbuhan ataupun tanaman yang sama dikedua negera tersebut. Salah satunya adalah tanaman bunga Melati. Bunga Melati yang saya yakin kawan sekalian sudah mengenalnya.

Banyak tanaman berbunga yang kita kenal, di Singapura tumbuh, di Indonesia juga tumbuh. Sama-sama memiliki kekayaan flora yang hampir semua sama. Contohnya seperti Catharanthus flower, di Singapura kita bisa menjumpai dengan mudah di koridor-koridor yang biasa ditanam oleh warga. Sayapun tak tangung-tanggung memiliki beberapa Catharanthus flower. Sementara di Indonesia, orang mengenalnya dengan nama Bunga Tapak Dara. Selain Bunga Tapak Dara (Catharanthus Flower), tentu masih ada banyak sekali tanaman berbunga lainnya, yang sama-sama merupakan kekayaan flora dikedua negara ini, baik di Singapura maupun di Indonesia.

20160729_001351

Saya sangat menyukai tanaman berbunga. Mungkin orang bilang ini sebuah hobi. Dulu-dulu memang hobi, sedari kecil sudah suka mengumpulkan beragam tanaman berbunga, yang kemudian ditanam dan dikumpulkan dihalaman rumah ayah saya. Tapi untuk saat ini, bercocok tanam, terutama tanaman berbunga, bukan lagi sebuah hobi melainkan sudah menjadi bagian kehidupan, bisa dibilang merupakan gaya hidup. Menanam tanaman berbunga, terutama bila ditanam sedari biji, kemudian dirawat hingga berbunga, akan menimbulkan rasa kepuasan tersendiri untuk saya pribadi. Tak kalah penting adalah sebuah pengalaman berharga yang bisa didapat dari menanam tanaman berbunga ini. Karena tidak semudah yang dibayangkan bisa menumbuhkan tanaman berbunga, butuh usaha keras. Pengalaman-pengalaman itulah yang saya cari, agar bisa menambah wawasan serta pengetahuan tentang tanaman-tanaman berbunga dengan cara praktek langsung. Kalau begitu tentu kita akan mendapat manfaat ganda, menambah wawasan/ pengetahuan, menambah pengalaman dalam berkebun, serta menambah cantik rumah tentunya. Rumah mana yang tak cantik bila dikelilingi bunga-bunga…

20160801_135043 (2)

Belum lama ini seorang teman yang berasal dari Jepang mengirimi beberapa video pendek kepada penulis. Ya, teman itu adalah seorang Volunteer disebuah botanical garden, Kamisakabe West Park, Japan. Video pendek tersebut direkam saat acara malam festival di botanical garden tersebut, dimana dalam acara festival tersebut diperkenalkan beragam tanam berbunga, salah satunya adalah bunga Melati (Jasmine Flower). Dimana bunga Melati merupakan tanaman berbunga yang jarang ditemui di Jepang.

Saya (penulis), sangat berterimakasih pada teman itu. Karena telah mengenalkan bunga Melati sebagai salah satu bunga yang biasa dijumpai di Singapura, juga ditemui di Indonesia. Di Singapura, bunga Melati memang spesial untuk para wanita keturunan etnis India. Mereka menggunakan untaian melati dirambutnya. Artinya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Indah bukan??… Bagi saya, bunga Melati juga spesial, mengapa? Karena saya bisa mengirimkan keharuman bunga Melati untuk para leluhur kami, yaitu dalam rangkain bunga yang sederhana (dengan catatan bunga Melati dirumah memang sedang banyak-banyaknya). Begitulah tradisi yang diajarkan oleh nenek saya dulu, yang saya yakin banyak diantara anggota keluarga sudah tidak mengetahui/ melupakan begitu saja, atau bahkan tidak tahu sama sekali. Sementara di Indonesia, disana bunga Melati disebut sebagai bunga nasional. Selain itu, bunga Melati di Indonesia juga dipakai sebagai karangan bunga/ untaian  untuk kematian. Dan saya percaya, tentu masih banyak kegunaan lainnya selain yang telah saya sebutkan diatas, misalnya untuk dekorasi acara pernikahan, atau digunakan sebagai bentuk penghormatan pada tamu.

2016-05-29 00.41.51

Dari sedikit cerita diatas kita dapat memahami, bunga Melati merupakan salah satu bunga yang memiliki keberadaan penting dalam kehidupan sehari-hari, baik pada masyarakat Singapura maupun masyarakat Indonesia. Maka tidaklah heran bila banyak dijual tanaman bunga Melati ditoko-toko bunga/ tanaman di pasar Singapura. Harganya untuk saat ini saya tidak tahu, tapi waktu saya membeli sepot tanaman bunga Melati sekitar 3 tahun lalu/ lebih, harga berkisar S$6. Sementara satu bungkus kecil bunga Melati yang masih kuncup harganya dipasar sekitar S$1. Di Indonesia, menurut penuturan seorang teman, harga berkisar Rp. 180.000; satu potnya (bunga Melati dengan double petal). Dan yang miris untuk didengar, di Indonesia tanaman bunga Melati sudah jarang dijumpai dihalaman rumah, artinya sudah menjadi tanaman langka.

IMG-20160810-WA0006

Dari sebuah hobi, kemudian menjadi bagian dari kehidupan, ternyata mampu memberikan manfaat lebih/ nilai lebih. Dari kebiasaan hidup merawat tanaman, menanam bunga-bunga, saya bisa sedikit berbagi cerita (sharing) dengan kawan yang berada di Jepang, untuk kemudian dibagikan ceritanya pada para pengunjung festival di botanical garden setempat. Maka dari sanalah tercipta sebuah rangkain cerita tentang Singapura dan Indonesia dalam bingkai bunga Melati. Ya, ternyata kita bisa memperkenalkan budaya maupun tradisi melalui tanaman berbunga, salah satunya adalah bunga Melati. Tunggu apalagi, mari berkebun, tidak ada ruginya menanam tanaman berbunga. Karena selain indah, bisa jadi bahan cerita untuk mengenalkan sebuah negara dimana kita tinggal Smile

Catatan:

  • Written by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy – Penulis Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Do not copy this article without permissions – Dilarang untuk meng-copy paste tulisan/ artikel ini tanpa seijin penulis
  • Photographed by Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
  • Do not reuse these photographs anywhere else without permissions – Dilarang untuk mengambil foto dalam artikel ini tanpa ijin pemilik

3 comments:

  1. What an aromatic blog. I really enjoyed reading and learnt a lot from your description about flowers. It’s true that when you start gardening, it starts flowing in your body, you talk to your plants, nurture them, care for them and you feel pain when they die. Keep up.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete