Ada istilah dikalangan kawan-kawan saya sewaktu didesa, bagi yang menanam apa saja dan selalu tumbuh maka dijuluki “tangan dingin”. Sebaliknya, bagi yang menanam tanaman apa saja dan selalu mati tidak tumbuh, julukannya adalah “tangan panas”. Eh, tapi jangan takut dengan gelar-gelar semacam itu. Banyak tanaman yang gampang tumbuh juga kok. Jadi jangan khawatir akan mendapat julukan “tangan panas”, karena ini tak berlaku. Sebabnya ada tanaman berbunga yang mudah sekali tumbuh, namanya adalah krokot.
Krokot, atau yang punya nama keren Portulaca ini, adalah jenis tanaman berbunga yang mudah sekali tumbuh, dan tidak perlu perawatan yang eksklusif. Kalau saya istilahkan, “asal tancap sudah tumbuh sendiri”. Daunnya kecil-kecil, ada yang bulat (seperti yang saya punya), ada juga yang bentuknya lancip (krokot pemberian dari tetangga kami). Batangnya berair , menjulur tanpa cabang, kecuali dipotong. Bunganya berwarna warni, seperti yang saya punya saat ini, warna merah, kuning, ungu, kuning bercampur merah. Sementara warna lainnya juga banyak, ada yang bunganya pink, orange, dan putih. Kalau sedang berbunga, apalagi bersamaan, bakal mengundang kupu-kupu. Ada yang unik dari tanaman krokot ini, menjelang sore sekitar pukul 5 sore, daun-daunnya yang tadinya segar bugar, mendadak kuncup (hendak tidur malam barangkali??), hingga keesokkan harinya, dipagi hari akan mekar dengan segar kembali. Tak terkecuali bunganya, pun mengalami hal yang sama, selama sehari, dua hari, bunganya disore hari akan ikut kuncup, hingga esok pagi merekah lagi. Unik juga kan portulaca/ krokot ini??...
Jauh hari sebelumnya, yakni sewaktu masih duduk dibangku SMP (sekolah menengah pertama), saya sudah mengenalnya, waktu itu kami (saya dan kawan-kawan) mengenalnya dengan sebutan krokot. Untuk mendapatkannya dikala itu, cukup minta saja pada kawan atau kerabat yang mempunyainya dengan memetiknya (memotong), kira-kira sepanjang telunjuk jari, dengan jumlah yang mungkin hanya beberapa batang saja. Maklumlah...jiwa anak-anak kadang ada yang pelit, jadi saya tahu diri, minta ya secukupnya saja. Meskipun hanya beberapa gelintir saja, namun pada akhirnya bisa dikembangkan hingga beberapa pot. Nah..giliran kawan-kawan saya yang minta...karena koleksi krokot saya paling lengkap, sampai-sampai kerabat yang hendak nyekar ke makam metik bunga-bunga krokot milik saya. Itu dulu...sekarang untuk medapatkannya, pada mulanya ya harus beli ditoko penjual tanaman berbunga dipasar (Bukit Batok West Shopping Center) dengan harga $S 4 -$S 5. Wah..lumayan ya hanya demi untuk mendapatkan satu pot kecil krokot harus mengeluarkan uang segitu. Ya, itulah saya, silau kalau melihat tanaman berbunga, apalagi tanaman berbunga yang pernah menjadi koleksi sewaktu tinggal didesa.
Ada beberapa hal yang membuat saya jatuh hati dengan tanaman krokot ini. Pertama, bunganya yang cantik berwarna-warni, kedua, mudah tumbuh tanpa perawatan khusus, misal harus disemprot obat agar daunnya hijau, harus disemprot obat agar cepat berbunga, atau harus diberi pupuk tertentu (mengandung fosfor) agar bisa cepat berbunga, atau harus dijauhkan dari sinar matahari langsung, atau mungkin harus dimasukkan didalam rumah untuk menjaga suhu. Semuanya itu tidak perlu. Alasan lainnya, karena krokot bisa tumbuh sepanjang tahun (mau musim kemarau, atau musim hujan), dan bisa berbunga sepanjang tahun, serta tahan cuaca (panas menyengat). Lengkap kan kelebihan tanaman bunga krokot ini?? Jadi jangan takut untuk menanamnya ya, pasti tumbuh, dan pasti akan membuat kita bahagia saat berbunga. Mari menanam portulaca, si kembang cantik yang menjadi magnet kupu-kupu...
Untuk menanamnya mudah saja, tinggal dipetik batang-batang krokot yang sudah ada (tumbuh) sepanjang telunjuk jari, untuk kemudian ditancapkan dimedia tanah. Untuk saya pribadi, dari sejak jaman SMP (sekolah menengah pertama) dulu, lebih suka menanamnya dimedia pot (media apa saja yang bisa dijadikan pot bunga). Kalau dulu alasannya waktu itu tanaman krokot ini untuk hiasan dipinggir kolam. Sekarang menanam dimedia pot karena ini adalah pilihan satu-satunya untuk saya. Seperti biasa, isi pot dengan tanah kompos kalau tidak ingin ribet memberi pupuk tambahan. Untuk mengukur tanah sudah cukup penuh dipot bukan dengan cara memadatkannya/ menekan-nekan tanah didalam pot, tapi dengan cara menyiramkan air. Bila tanah menyusut maka pot diisi kembali dengan tanah, dan disiram air lagi. Setelah pot terisi oleh tanah, segeralah potongan-potongan batang krokot ditancapkan dimedia tanah, dan letakkan pot ditempat yang terkena sinar matahari. Siram setiap hari, maka tanaman krokot ini akan tumbuh sendiri. Akar-akar akan tumbuh, batangnya meninggi, bahkan ada yang bercabang, daun-daunnya mulai bermunculan bahkan lebih lebar dari sebelumnya. Jelang umur satu bulan tunas-tunas bunga bermunculan, dan satu, dua, bunga-bunganya mulai bermekaran disana-sini. Kalau sudah begini, sampai bulan kedua, tanaman krokot ini akan terus berbunga, dan berbunga tiada henti.
Dalam perjalanannya, tanaman portulaca ini adakalanya terkena hama. Seperti bunga krokot saya juga terserang hama (hewan putih kecil-kecil) yang menempel pada batang dan daun. Siapkan saja obat hama. Kemarin itu untuk mengatasinya saya membeli obat semprot hama (berbagai jenis hama) ditoko penjual tanaman bunga dengan harga $S 9. Cukup sekali semprot , dalam jarak paling tidak 30 cm. Obat ini terbukti ampuh mengatasi masalah hama yang saya hadapi, hanya saja beberapa tanaman krokot ada yang tak kuat kena obat hama, hingga layu dan mati.
Yang perlu diingat, bunga krokot ini tidak selamanya, sekali tanam akan terus-terusan berbunga dan hidup subur. Pengalaman saya sejak jaman SMP (sekolah menegah pertama) dulu, tiap tiga bulan paling tidak tanaman portulaca/ krokot ini harus dibongkar dan ditanam lagi (replant). Tanda-tanda portulaca/ krokot ini minta untuk segera dibongkar adalah, daun-daunnya sudah mulai berguguran, dan tidak selebar diawal bulan saat mulai tumbuh. Bunga-bunga yang mekar sudah tidak sebanyak diawal-awal masa berbunga setelah penanaman (bulan pertama, dan kedua), dan tunas-tunas bunga baru sudah berkurang. Selain itu, ujung-ujung batangnya mulai banyak yang layu, mengering, dan patah dengan sendirinya. Bila sudah melihat tanda-tanda ini segeralah untuk di replant.
Cara membongkar dan menanamnya (portulaca) kembali juga sangat mudah, meski membutuhkan waktu yang tidak sedikit, maksudnya harus meluangkan waktu. Cabut beserta akarnya, semua batang-batang krokot yang tersisa. Petik/ potong batangnya dengan tangan saja, paling tidak sepanjang telunjuk jari (bisa kurang). Cara memetik/ memotong batang bunga krokot ini selayaknya sedang memetik kacang panjang yang akan dimasak. Sementara sisa-sisa akarnya dibuang saja. Untuk tanah, bila tanah dari tanaman sebelumnya masih bagus, artinya tidak mengumpal-gumpal dan keras, berarti tanahnya masih bisa digunakan kembali. Sebelum digunakan, tanah diaduk-aduk ditambah dengan pupuk, dimaksudkan agar tanahnya gembur. Akan lebih baik dengan pupuk organik (kotoran ayam, kotoran kambing). Tapi kalau tanah dari tanaman sebelumnya sudah mengeras, sebaiknya diganti yang baru. Setelahnya, tanam batang portulaca/ krokot dimedia tanah tersebut. Seperti sebelumnya disiram setiap hari, sehari sekali saja cukup. Namun, pada dasarnya tidak disiram air setiap hari juga tidak mengapa, masih bisa bertahan untuk hidup. Begitu seterusnya siklus bunga krokot atau portulaca, yang harus di replant.
Hingga saat ini, tanaman portulaca saya sudah menjadi enam pot (kecil) dari yang tadinya hanya satu pot yang didapat dengan cara membeli ditoko tanaman berbunga dipasar, dimana satu pot diantaranya sudah diberikan pada tetangga. Saya perkirakan krokot yang diberikan pada tetangga, kini sudah berkembang menjadi dua pot. Wah...cepat sekali kan berkembangnya, mudah lagi menanamnya, ditambah lagi tidak gampang mati. Jadi tunggu apalagi segera hiasi halaman rumah dengan tanaman portulaca, siapa tahu halaman rumah akan menjadi taman kupu-kupu..Selamat menanam...
No comments:
Post a Comment