Sebelum jauh saya menceritakan tentang bagaimana anak-anak Jepang mengenal alam, mungkin dalam benak kawan sekalian akan bertanya-tanya, mengapa Jepang yang saya ambil sebagai contoh? Kenapa tidak mengambil kegiatan dari negeri sendiri Indonesia, ataupun yang ada disekitar saya berdomisili (Singapura)? Satu yang ada dalam pikiran saya, ini adalah aktifitas yang sangat inspiratif, patut untuk dijadikan contoh. Ini dia…kegiatan di botanical garden, Kamisakabe West Park, Hyogo Prefecture, Japan!
Saya sangat senang sekali ketika seorang kawan mau berbagi cerita tentang kegiatan ditempat dimana dia menjadi sukarelawan disana, yaitu menjadi seorang gardener. Ya! Gardener, menurut saya dalah sebuah pekerjaan yang sangat menyenangkan. Kenapa? Karena kita bisa belajar banyak tentang tanaman. Mulai dari cara menanamnya, merawatnya, mengerti penyakit tanaman serta cara mengatasinya, mengenal lebih banyak jenis bunga dan tanaman lain, dan masih banyak lagi. Yang terpenting dari itu semua, kita akan lebih paham dengan lingkungan, mencintai lingkungan dengan lebih baik, serta merawat dan menjaga lingkungan dengan sebaik-baiknya. Bukankan itu adalah sebuah pekerjaan besar dan mulia? Menjaga bumi kita tercinta.
Untuk menjaga kelestarian alam, bukanlah pekerjaan mudah, bukan? Seperti yang kita ketahui bersama, dinegeri kita (Indonesia) hutan-hutan sudah menjadi gundul, dan telah banyak yang berubah menjadi lahan perkebunan. Tak hanya itu, taman-taman hijaupun jarang terlihat. Diperparah lagi dengan sikap masyarakat sendiri yang kurang peduli dengan lingkungan. Ada berapa masyarakat dilingkungan kita yang suka tanam-menanam dirumahnya? Bisa dihitung dengan jari. Padahal hanya dengan memanfaatkan sedikit lahan tanam dirumah, kita sudah ikut serta bersumbangsih dalam menjaga alam kita, bumi kita. Kita sering dengar “pemanasan global”, tapi, apakah yang sudah kita lakukan untuk menyelamatkan bumi tercinta? Hanya sekedar berbicara saja, atau sudah melakukan sesuatu/ beraksi??…Ini sebuah pertanyaan besar untuk kawan-kawan semua.
Saya katakan bahwa tabungan kita untuk dunia yang lebih baik dimasa depan adalah anak-anak. Mengapa? Ketika anak-anak telah dikenalkan dengan lingkungan, sedini mungkin, diharapkan ketika mereka beranjak dewasa mereka akan menjadi orang baik, yang mencintai lingkungan alam sekitarnya, dan juga peduli dengan alam sekitarnya. Mari kita tilik bagaimana anak-anak Jepang belajar mengenal dan mencintai alam….
Minggu lalu, 6 November 2014, anak-anak dari sekolah dasar melakukan kegiatan untuk belajar mengenal alam di Kamisakabe West Park, Hyogo Prefecture, Japan. Rata-rata mereka berumur 9 tahun sampai 10 tahun. Mereka berasal dari sekolah dasar yang berbeda-beda dalam setiap kunjungannya. Menurut cerita kawan saya itu, anak-anak ini datang untuk belajar tentang beragam hal. Biasanya memang setiap tahunnya pasti ada kegiatan seperti ini untuk belajar di botanical garden. Wow! Saya sangat kagum mendengarnya, sejak dini sudah belajar tentang alam lewat botanical garden.
Apa saja sih yang dilakukan anak-anak seumuran sekolah dasar ini di botanical garden? Apakah hanya sekedar jalan-jalan ditaman, berfoto narsis, makan-makan dan minum serta membuang sampah disembarang tempat? Hilangkan semua pikiran itu dari benak dan pikiran kawan-kawan sekalian. Anak-anak Jepang ini datang berkunjung ke botanic garden, Kamisakabe West park, benar-benar untuk belajar dan mengenal alamnya. Kira-kira apa sajakah yang mereka lakukan?….
Anak-anak dibagi dalam group-group, yang tentu saja didampingi oleh gardener setempat. Setelah itu dimulailah petulangan untuk mengenal alam di botanical garden. Bagaimana caranya untuk mengenalkan alam pada anak-anak seusia mereka? Inilah yang dilakukan oleh para gardener setempat. Anak-anak dikenalkan pada tanaman yang mereka jumpai dalam perjalanan, dengan mengenalkan biji tanaman sekitar, misal tanaman kayu, juga biji buah-buahan. Untuk lebih mendekatkan mereka pada alam, anak-anak ini diajak untuk bermain dengan mainan yang terbuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam, yaitu bambu juga biji-bijian yang mereka temui tadi. Seperti yang kawan-kawan lihat dalam gambar, ada yang membuat mainan dari biji-bijian, ada yang diajari bermain egrang (dalam bahasa kita, Indonesia), ada pula yang bermain dengan lonceng-loncengan yang tentu saja terbuat dari bahan alami, yaitu bambu. Menarik sekali, bukan?….
Apa yang didapat dari kegiatan belajar mengenal lingkungan ini? Menurut saya banyak sekali manfaatnya. Seperti yang kawan saya katakan, bahwa ini adalah sebuah tabungan untuk masa depan bumi yang lebih baik. Masih menurut kawan saya itu, anak-anak yang belajar dengan baik tentang lingkungan ini, dimasa depan mereka adalah sebuah harapan, dimana mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat disertai dengan kebaikan yang menyertainya. Saya sangat setuju dengan kata-katanya.
Kesimpulan dari cerita tentang kegiatan anak-anak di Jepang ini adalah, kita sepatutnya memang bertanggungjawab untuk menjaga alam kita, lingkungan kita. Banyak orang membicarakan pemanasan global, tapi ada berapa orang yang melakukan aksi peduli lingkungan? Tak perlu banyak kata untuk membahas tentang bumi kita yang semakin rapuh dan tua, tentang perubahan musim dan cuaca yang ekstrim. Lakukanlah hal kecil dari diri kita sendiri, buatlah lahan hijau dirumah, kenalkan sedini mungkin anak-anak pada lingkunganya, tanaman sekitar, dengan begitu kita ikut ambil bagian dalam menyembuhkan bumi, masa depan bumi yang lebih baik.
Kita bisa mencontoh dari kegiatan anak-anak Jepang ini, dimana mereka belajar mengenal lingkungannya dengan mengenal tanaman sekitarnya sejak dini, yang dimulai dengan mengenal biji tanaman buah, tanaman kayu. Bila kawan sekalian belum memulainya, segeralah untuk sadar diri dalam merawat alam kita, dimulai dari hal kecil dari rumah kita, bertanam dirumah misalnya. Dan kenalkan anak-anak (bila kawan sekalian sudah memiliki anak) pada lingkungannya.
Terakhir saya ucapkan terimakasih pada kawan saya ini, yang telah mau berbagi cerita inspiratifnya. Selamat bekerja, dan semangatlah!
Catatan :
- Semua gambar/ foto dalam artikel ini adalah milik kawan saya, Ryo Rakusui. Dilarang untuk mengambilnya, tanpa seijin penulis yaitu saya, Acik Mardhiyanti / Acik Mdy , juga tanpa persetujuan pemilik gambar/ foto tersebut, yaitu Ryo Rakusui
- Dilarang untuk menjiplak/ meng-copy paste tulisan/ artikel saya ini tanpa menyertakan linknya, atau tanpa menyertakan nama penulisnya, yaitu saya, Acik Mardhiyanti / Acik Mdy
No comments:
Post a Comment